JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali mempertahankan penguatannya dalam tiga hari terakhir. Meski diduga kenaikan ini tidak akan bertahan lama.
Mengutip Bloomberg, Jumat (10/7), harga CPO kontrak pengiriman September 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange tercatat melesat 0,32% ke level RM 2.194 per metrik ton. Namun, harga CPO masih anjlok 3,34% dalam sepekan terakhir.
Salah satu yang mendukung penguatan CPO adalah rilis data Malaysia Palm Oil Board (MPOB) yang menunjukkan bahwa produksi CPO Malaysia Juni 2015 turun sebesar 2,6% menjadi 1,76 juta ton sementara ekspor melambung 5,2% menjadi 1,7 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Tingginya ekspor berujung pada turunnya stok cadangan CPO di Malaysia menjadi 2,15 juta ton atau turun sebesar 4,3% di bulan Juni 2015.
Begitu pun, Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menambahkan bahwa potensi penurunan harga CPO juga kembali terbuka setelah harga minyak kembali melemah. Pelemahan harga minyak dunia akan menyeret harga CPO bergerak mundur.
Ini yang membuat Ariston menduga secara jangka menengah harga CPO berbalut tren bearish, berbeda dengan jangka pendek yang punya peluang mempertahankan kenaikan. “Kalau untuk Senin (13/7) ada potensi mempertahankan penguatan jika ancaman El-Nino terus menyebar,” paparnya.
Begitu pun, Ariston menduga pertemuan Yunani dan Eropa yang disinyalkan pesimis akan menambah beban harga. Ini setelah pertemuan Sabtu (11/7) masih berujung buntu meski Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras telah mengirimkan proposal baru untuk mendapatkan dana bantuan 53,5 miliar euro.
“Tunggu Minggu (12/7) jika masih buntu dan sebagian besar negara-negara Eropa menolak membantu Yunani maka USD akan kembali melambung dan memberi tekanan pada minyak. Ini akan berimbas ke harga CPO,” papar Ariston.