JAKARTA, KOMPAS.com
– Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menceritakan kejadian ketika memilih Djarot Saiful Hidayat sebagai wakilnya dulu. Basuki mengatakan, awalnya PDI-Pmau Boy Sadikin yang menjadi wakil gubernurnya.
“Itu semua orang sudah tahu. Tapi saya kenal Pak Djarot sejak 2005, dia wali kota, saya bupati. Orang ini jujur,” ujar Ahok (sapaan Basuki) di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (8/8/2016).
Ahok mengatakan, dia paham dengan status Djarot yang juga merupakan ketua DPP. Hal itu membuat Djarot sesekali harus mengerjakan kewajiban partai.
Meski demikian, Ahok tetap memilih Djarot karena kepribadian Djarot yang jujur.
“Kalau kamu mesti paksa saya pilih orang partai politik, ya saya pilih dia,” ujar Ahok.
Ahok mengaku ngotot memilih Djarot sebagai wakilnya kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Permintaan Ahok pun dikabulkan Mega meskipun harus melawan gelombang ketidaksetujuan ketika itu.
Oleh sebab itu, kata Ahok, Mega sempat menyindirnya terkait situasi pada Pilkada DKI 2017 ini.
“Sama kayak kalau menikah kan, tiba-tiba mau balikin anak orang, pasti mertua tanya dong, ‘Emang anak gue ada salah apa? Pastinanya kan? Dulu kamu yang ngotot, bukan kami yang paksa lho‘,” ujar Ahok.
Ahok mengatakan, tidak ada yang salah jika dia dan Djarot tidak bisa berjodoh lagi dalam Pilkada DKI 2017 mendatang. Kata Ahok, semua terjadi begitu saja.
“Sekarang pertanyaannya (Bu Mega), ‘Ada salah apa sih Djarot sama lu?’ Saya bilang enggak ada salah juga, itu namanya genitaja, ada nyantol bini baru. Kira-kira gitu kan,” ujar Ahok.